Tidore, BPMP Malut – Literasi telah menjadi fokus utama dalam transformasi pendidikan saat ini, dengan harapan menciptakan masa depan yang lebih cerdas. Transformasi pendidikan adalah kunci untuk mendorong perkembangan individu dan masyarakat, dan penguatan literasi menjadi salah satu variabel utama dalam mencapai tujuan ini. Terkait dengan penguatan literasi, pada Rabu (11/10) sd. Kamis (12/10) bertempat di Aula Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi Maluku Utara, dilaksanakan kegiatan “ToT (Training of Trainer) Co-Fasilitator Bimbingan Teknis Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Penguatan Literasi”.
Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari tersebut secara resmi dibuka oleh Kepala BPMP Provinsi Maluku Utara Santoso, S.Pd., M.Si. Dalam sambutan dan arahan pada pembukaan kegiatan tersebut, Santoso menyampaikan bahwa “pemulihan pembelajaran dilakukan sebagai langkah proaktif mengatasi kehilangan kesempatan belajar learning loss peserta didik akibat dampak dari covid 19”. Literasi, lanjut Santoso – tidak lagi hanya sebatas membaca dan menulis. Namun melibatkan kemampuan untuk memahami, menafsirkan, dan mengkritisi informasi dari berbagai sumber. Dalam era digital dan informasi saat ini, ujar Santoso – penguatan literasi adalah keniscayaan, sehingga pemulihan dan transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi adalah bagian dari respons terhadap kebutuhan kekinian. Transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi adalah komitmen global untuk memberikan pendidikan yang relevan, inklusif, dan memungkinkan generasi masa depan untuk menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Dalam menghadapi masa depan yang penuh dengan perubahan, literasi adalah kunci untuk membuka pintu menuju pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan yang lebih baik”.
Pada kesempatan tersebut, Santoso memberikan apresiasi kepada panitia, narasumber/ fasilitator dan peserta. “ atas nama Kepala BPMP Provinsi Maluku Utara, saya menyambut positif kegiatan ini, serta memberikan apresiasi kepada panitia kegiatan, narasumber/ fasililitaor serta peserta kegiatan ToT Co-Fasilitator Bimbingan Teknis Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Penguatan Literasi. Harapan saya, lanjut Santoso – agar pelatihan ini dapat menjadi landasan kuat bagi para co-fasilitator dalam mendukung aktivitas fasilitator nantinya. Selain itu, agar setiap peserta ToT dapat menjalin kerjasama yang erat, mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang efektif. Dengan semangat yang kuat dan kolaborasi yang baik, saya yakin kita dapat mencapai hasil yang luar biasa dalam perjalanan kita ke depan”.
Sebelumnya. Koordinator Pokja 01 yang membidangi Komunikasi, Kemitraan dan Pemberdayaan Dr. La Syamsudin, S.Pd., M.Pd., yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan ToT Co-Fasilitator Bimbingan Teknis Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran Melalui Penguatan Literasi, dalam laporannya pada pembukaan kegiatan menyampaikan bahwa “Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan para co-fasilitator yang bertugas untuk mendampingi fasililitaor utama dalam pelatihan, pengembangan, dan pembelajaran dalam konteks pemulihan dan transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi. Selain itu, lanjut La Syamsudin –untuk mempersiapkan co-fasilitasor yang kompatibel sehingga dapat berkolaborasi dengan fasilitator dalam membantu satuan pendidikan melakukan refleksi melalui penguatan literasi kepada kepala sekolah dan guru pada satuan pendidikan yang perlu diintervensi literasinya.
Sementara pada kesempatan terpisah, PIC (Person In Charge) PDM 10 (Pemulihan dan Transformasi Pembelajaran) Suriadi Ajadan, S.Pd., M.Pd. kepada tim media menyampaikan “kegiatan ToT Co-Fasilitator diikuti oleh 30 peserta, terdiri dari unsur widyaprada dan fungsional umum BPMP Provinsi Maluku Utara, sementara narasumber kegiatan adalah mereka yang telah mengikuti pelatihan fasilitator yang diselenggarakan oleh PDM 10 serta Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pada kesempatan ini, lanjut Suriadi – 5 orang narasumber yang dilibatkan pada kegiatan ini terdiri dari Widyaprada BPMP Maluku Utara, Fasilitator dari Kantor Bahasa Maluku Utara, Widyaiswara BGP Maluku Utara serta guru dan pengawas”.
Terkait dengan output kegiatan, Suriadi menyampaikan “diharapkan co-fasilitator yang memiliki fungsi sebagai pendamping fasilitator, nantinya dapat berkolaborasi dengan fasilitator dan peserta dalam ekosistem guru merdeka; co-fasilitator dapat membantu fasilitator melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan profesionalisme guru dan kualitas pembelajaran. Co-fasilitator, lanjut Suriadi – dapat mendokumentasikan dan mempublikasikan praktik baik yang dilakukan oleh peserta serta hal-hal lainnya yang memiliki keterkaitan dengan konsep pemulihan dan transformasi pembelajaran melalui penguatan literasi seperti strategi pengelolaan dan pemanfaatan buku bacaan bermutu”, ujar Suriadi mengakhiri pembicaraan.